Kabupaten Ponorogo
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Ponorogo | |||
---|---|---|---|
| |||
Nama lain: Kota Reog | |||
Motto: REOG (Resik Endah Omber Girang Gemirang) | |||
Letak Kabupaten Ponorogo di Jawa Timur | |||
Koordinat: 7°52′0″S 111°27′0″E | |||
Negara | Indonesia | ||
Provinsi | Jawa Timur | ||
Hari jadi | 11 Agustus 1496 | ||
Pemerintahan | |||
- Bupati | H. Amin, SH | ||
- Wakil Bupati | Yuni Widyaningsih, SH | ||
- DAU | Rp. 634.712.282.000,-(2011)[1] | ||
Luas | |||
- Total | 1.371,78 km2 | ||
Ketinggian | 92 - 2.563 m | ||
Populasi (2010[2]) | |||
- Total | 855.281 | ||
- Kepadatan | 623,5/km² | ||
Kecamatan | 21 | ||
Kelurahan | 305 | ||
Zona waktu | WIB (UTC+7) | ||
Kode pos | 63400 | ||
Kode area telepon | (+62) 0352 | ||
Plat registrasi kendaraan | AE | ||
Situs web | www.ponorogo.go.id |
Kabupaten Ponorogo adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini terletak pada koordinat 111° 17’ - 111° 52’ Bujur Timur dan 7° 49’ - 8° 20’ Lintang Selatan dengan ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563 meter diatas permukaan laut dan memiliki luas wilayah 1.371,78 km²[3]. Kabupaten ini terletak di sebelah barat dari provinsi Jawa Timur dan berbatasan langsung dengan provinsiJawa Tengah atau lebih tepatnya 200 km arah barat daya dari ibu kota provinsi Jawa Timur (Surabaya).
Kabupaten Ponorogo dikenal dengan sebutan Kota Reog karena daerah ini merupakan daerah asal dari kesenian Reog yang sudah terkenal di seluruh belahan dunia.
Kabupaten Ponorogo dikenal dengan sebutan Kota Reog karena daerah ini merupakan daerah asal dari kesenian Reog yang sudah terkenal di seluruh belahan dunia.
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting]Pemerintahan
[sunting]Pembagian administratif
Kabupaten Ponorogo, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Ponorogo. Kabupaten Ponorogo terdiri atas 21 kecamatan, yang dibagi lagi atas 305 desa dan kelurahan.
[sunting]Bupati
Sejak 1944 bupati Ponorogo berganti sebanyak 16 kali. Berikut nama-nama bupati Ponorogo sejak 1944:
Bupati Ponorogo | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Nama | Periode | |||||||||||
R. Soesanto Tirtoprodjo | 1944 – 1945 | |||||||||||
R. Tjokrodiprodjo | 1945 – 1949 | |||||||||||
R. Prajitno | 1949 – 1951 | |||||||||||
R. Moehamad | 1951 – 1955 | |||||||||||
R. Mahmoed | 1955 – 1958 | |||||||||||
R. M. Harjogi | 1958 – 1960 | |||||||||||
R. Dasoeki | 1960 – 1967 | |||||||||||
R. Soejoso | 1967 – 1968 | |||||||||||
R. Soedono Soekirdjo | 1968 – 1974 | |||||||||||
H. Soemadi | 1974 – 1984 | |||||||||||
Drs. Soebarkah Poetro Hadiwirjo | 1984 – 1989 | |||||||||||
Drs. R. Gatot Soemani | 1989 – 1994 | |||||||||||
DR. H.M. Markum Singodimedjo | 1994 – 2004 | |||||||||||
H. Muryanto, SH, MM | 2004 – 2005 | |||||||||||
H. Muhadi Suyono, SH, MSi | 2005 – 2010 | |||||||||||
H. Amin, SH | 2010 - Sekarang | |||||||||||
Sumber:[4] |
[sunting]Sejarah
Menurut Babad Ponorogo, berdirinya Kabupaten Ponorogo dimulai setelah Raden Katong sampai di wilayah Wengker, lalu memilih tempat yang memenuhi syarat untuk pemukiman (yaitu di dusun Plampitan Kelurahan Setono Kecamatan Jenangan sekarang). Melalui situasi dan kondisi yang penuh dengan hambatan, tantangan, yang datang silih berganti, Raden Katong, Selo Aji, dan Ki Ageng Mirah beserta pengikutnya terus berupaya mendirikan pemukiman.
Tahun 1482 – 1486 M, untuk mencapai tujuan menegakkan perjuangan dengan menyusun kekuatan, sedikit demi sedikit kesulitan tersebut dapat teratasi, pendekatan kekeluargaan dengan Ki Ageng Kutu dan seluruh pendukungnya ketika itu mulai membuahkan hasil.
Dengan persiapan dalam rangka merintis kadipaten didukung semua pihak, Bathoro Katong (Raden Katong) dapat mendirikan Kadipaten Ponorogo pada akhir abad XV, dan ia menjadi adipati yang pertama.
Kadipaten Ponorogo berdiri pada tanggal 11 Agustus 1496, tanggal inilah yang kemudian di tetapkan sebagai hari jadi kota Ponorogo. Penetapan tanggal ini merupakan kajian mendalam atas dasar bukti peninggalan benda-benda purbakala di daerah Ponorogo dan sekitarnya, juga mengacu pada buku Hand book of Oriental History, sehingga dapat ditemukan hari wisuda Bathoro Katong sebagai Adipati Kadipaten Ponorogo. Sejak berdirinya Kadipaten Ponorogo dibawah pimpinan Raden Katong , tata pemerintahan menjadi stabil dan pada tahun 1837 Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah menjadi Kabupaten Ponorogo hingga sekarang.[5]
Asal-usul nama Ponorogo bermula dari kesepakatan dalam musyawarah bersama Raden Bathoro Katong, Kyai Mirah, Selo Aji dan Joyodipo pada hari Jum'at saat bulan purnama, bertempat di tanah lapang dekat sebuah gumuk (wilayah katongan sekarang). Didalam musyawarah tersebut di sepakati bahwa kota yang akan didirikan dinamakan Pramana Raga yang akhirnya berubah menjadi Ponorogo.
Pramana Raga terdiri dari dua kata: Pramana yang berarti daya kekuatan, rahasia hidup, permono, wadi sedangkan Raga berarti badan, jasmani. Kedua kata tersebut dapat ditafsirkan bahwa dibalik badan, wadak manusia tersimpan suatu rahasia hidup(wadi) berupa olah batin yang mantap dan mapan berkaitan dengan pengendalian sifat-sifat amarah, aluwamah, shufiah dan muthmainah. Manusia yang memiliki kemampuan olah batin yang mantap dan mapan akan menempatkan diri dimanapun dan kapanpun berada.[6]
[sunting]Penduduk
Menurut publikasi BPS jumlah penduduk kabupaten Ponorogo pada Sensus penduduk tahun 2010 adalah 855.281.[2]
[sunting]Sejarah Kependudukan
Tahun | 1980 | 1990 | 2000 | 2010 | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah penduduk | 783.356 | 837.055 | 841.497 | 855.281 | ||||||||
Sumber:Badan Pusat Statistik[7] |
[sunting]Agama
Agama yang dianut oleh penduduk kabupaten Ponorogo beragam. Menurut data dari Bappeda Jawa Timur pada tahun 2009, komposisi penganut agama di kabupaten ini adalah sebagai berikut[8]:
- Islam 99,42%
- Katolik 0.31%
- Kristen Protestan 0.16%
- Hindu 0.06%
- Buddha 0.05%
[sunting]Keadaan Geografis
Kabupaten Ponorogo mempunyai luas 1.371,78 km² yang terletak di antara 111° 17’ - 111° 52’ Bujur Timur dan 7° 49’ - 8° 20’ Lintang Selatan dengan ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563 meter diatas permukaan laut, dengan batas wilayah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Madiun Kabupaten Magetan Kabupaten Nganjuk |
Selatan | Kabupaten Pacitan |
Barat | Kabupaten Pacitan Kabupaten Wonogiri |
Timur | Kabupaten Tulungagung Kabupaten Trenggalek |
Adapun jarak Ibu Kota Ponorogo dengan Ibu Kota Propinsi Jawa Timur (Surabaya) kurang lebih 200 Km arah Timur Laut dan ke Ibu Kota Negara ( Jakarta ) kurang lebih 800 Km ke arah Barat. Dilihat dari keadaan geografisnya,Kabupaten Ponorogo di bagi menjadi 2 sub area, yaitu area dataran tinggi yang meliputi kecamatan Ngrayun, Sooko dan Pulung serta Kecamatan Ngebel sisanya merupakan daerah dataran rendah. Sungai yang melewati ada 14 sungai dengan panjang antara 4 sampai dengan 58 Km sebagai sumber irigasi bagi lahan pertanian dengan produksi padi maupun hortikultura. Sebagian besar dari luas yang ada terdiri dari area kehutanan dan lahan sawah sedang sisanya digunakan untuk tegal pekarangan Kabupaten Ponorogo mempunyai dua iklim yaitu penghujan dan kemarau.[3]
[sunting]Obyek wisata
Terdapat beberapa obyek wisata di Kabupaten Ponorogo, di antaranya obyek wisata budaya, obyek wisata industri, obyek wisata alam dan obyek wisata religius.
[sunting]Obyek Wisata Budaya
Setiap tanggal 1 Muharram (1 Suro), pemerintah Kabupaten Ponorogo menyelenggarakan Grebeg Suro yang juga merupakan hari lahir Kota Ponorogo. Dalam rangkaian perayaanGrebeg Suro ini diadakan Kirab Pusaka yang biasa diselenggarakan sehari sebelum tanggal 1Muharram. Pusaka peninggalan pemimpin Ponorogo zaman dahulu,saat masih dalam masa Kerajaan Wengker, diarak bersama pawai pelajar dan pejabat pemerintahan di Kabupaten Ponorogo, dari Makam Batoro Katong (pendiri Ponorogo) di daerah Pasar Pon sebagai kota lama, ke Pendopo Kabupaten. Pada Malam harinya, di alun-alun kota, Festival Reog Nasional memasuki babak final. Esok paginya ada acara Larung Risalah Do'a di Telaga Ngebel, di mana nasi tumpeng dan kepala kerbau dilarung bersama do'a ke tengah-tengah Danau Ngebel. Perayaan Grebeg Suro ini menjadi salah satu jadwal kalender wisata Jawa Timur. Obyek wisata budaya lainnya, yaitu Taman Rekreasi Singo Pitu, Pentas Wayang Kulit dan Reog Bulan Purnama.[9]
[sunting]Obyek Wisata Industri
Di Kabupaten Ponorogo terdapat beberapa sentra industri, di antaranya Sentra Industri Seng di desa Paju kecamatan Ponorogo, Sentra Industri Jenang di desa Josari kecamatan Jetis dan Sentra Industri Kulit di desa Nambangrejo kecamatan Sukorejo.[9]
[sunting]Obyek Wisata Alam
Obyek wisata alam yang yang dapat dikembangkan sejajar dengan obyek wisata didaerah lain yaitu Telaga Ngebel. Panorama yang dapat dilihat di Telaga Ngebel sangat menakjubkan. Danau yang masih alami dan belum banyak terjamah fasilitas umum ini, dikelilingi oleh Gunung Wilis. Merupakan objek wisata potensial, yang mampu mendatangkan turis domestik maupun mancanegara apabila dikembangkan secara matang dan terpadu. Selain itu juga terdapat Taman Wisata Ngembag di kecamatan Siman, Mata Air Terjun Sari di desa Tanjung Sari kecamatan Jenangan, Sumber Air Panas di desa Talun kecamatan Ngebel, Sumber Air Asam di desa Gondowido kecamatan Ngebel, Air Terjun Pletuk di desa Jurug kecamatan Sooko, Gunung Bayang Kaki di desa Temon kecamatan Sawoo, Air Terjun Klenteng di desa Tumpuk kecamatan Sawoo, Air Terjun Kokok di desa Sawoo kecamatan Sawoo, Air Terjun Grojogan Coban di desa Tumpak Pelem kecamatan Sawoo, Goa Ngor di desa Tumpuk kecamatan Sawoo, Mata Air Mbeji di desa Bedingin kecamatan Sambit, Sendang Bulus di desa Pager kecamatan Bungkal, Goa Pertapan di desa Munggu kecamatan Bungkal, Gunung Loreng di desa Slahung kecamatan Slahung, Gunung Pringgitan di desa Wates kecamatan Slahung, Taman Sooko Sewu di desa Sukorejo kecamatan Sukorejo, Hutan Wisata Kucur di desa Biting kecamatan Badegan, Goa Lowo di desa Sampung kecamatan Sampung dan Air Terjun Widodaren di desa Bulu Lor kecamatan Jambon.[9]
[sunting]Obyek Wisata Religius
Di Kabupaten Ponorogo terdapat dua jenis obyek wisata religius, yaitu obyek wisata ziarah dan obyek wisata agama. Obyek wisata ziarah di antaranya adalah Makam Bathara Katong di desa Setono kecamatan Jenangan dan Makam Gondoloyo di desa Tanjung sari kecamatan Jenangan. Dan obyek wisata agama di antaranya adalah Mata Air Sendang Waluyo Jati yang merupakan tempat ibadah penganut Katolik, dengan sebuah Patung Maria di desa Klepu kecamatan Sooko dan Masjid Tegalsari yang dibangun abad XVII oleh Kyai Ageng Hasan Besari, berarsitektur Jawa dengan 36 tiang, serta kitab berusia 400 tahun yang ditulis Ronggo Warsito di desa Tegalsari kecamatan Jetis.[9]
[sunting]Transportasi
Ibukota kabupaten Ponorogo terletak 27 km sebelah selatan Kota Madiun, dan berada di jalur Madiun-Pacitan. Tranportasi umum yang sekarang banyak digunakan adalah kendaraan bermotor, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Ada sebagian kecil menggunakan sepeda angin ( sepeda onthel ). Dahulu ada jalur kereta api Madiun-Ponorogo-Slahung tetapi sudah tidak berfungsi sejak tahun 1988. Masih ada kereta yang ditarik kuda (dokar) yang digunakan sebagai alat transportasi utama. Dokar ini biasa digunakan di daerah pinggiran, terutama untuk mengangkut pedagang yang hendak menuju pasar-pasar tradisional. Selain itu ada juga dokar yang khusus difungsikan sebagai kereta wisata, yang biasa digunakan untuk mengelilingi kota Ponorogo. Dari sebelah barat Kabupaten Ponorogo berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri ( Jawa Tengah ) untuk menuju Kabupaten Ponorogo bisa menggunakan alat transportasi bus, sepada roda dua maupun empat. Juga ada angkutan sejenis angkot yaitu angkodes ( angkutan pedesaan ) yang merupakan salah satu transportasi umum yang ada di Kabupaten Ponorogo.
[sunting]Pendidikan
Di Kabupaten Ponorogo terdapat beberapa pondok pesantren yang melahirkan tokoh-tokoh nasional, diantaranya Nurcholis Madjid, Hasyim Muzadi, Din Syamsuddin dan Hidayat Nurwahid. Selain itu terdapat juga Perguruan tinggi negeri maupun swasta. Berikut ini adalah data dari Bappeda Jawa Timur untuk tahun 2010 untuk pendidikan di kabupaten Ponorogo baik formal maupun nonformal:
Pendidikan | TK negeri dan swasta | SD atau MI negeri dan swasta | SMP atau MTs negeri dan swasta | SMA atau MA negeri dan swasta | SMK negeri dan swasta | Perguruan tingginegeri dan swasta | Pondok Pesantren | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah satuan | 252 | 695 | 156 | 72 | 28 | 12 | 89 | |||||
Data pendidikan di kabupaten Ponorogo Sumber:Bappeda Jatim[8] |
[sunting]Pondok Pesantren
- Pondok Modern Darussalam Gontor
- Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar
- Pondok Pesantren Al-Islam Joresan
- Pondok Modern Arrisalah Slahung
- Pondok Pesantren Darul Huda Mayak
- Pondok Pesantren Al-Iman Sumoroto
- Pondok Pesantren Darun Najah
- Pesantren Putri Al-Mawaddah Coper
[sunting]Perguruan Tinggi
- Universitas Muhammadiyah Ponorogo
- Universitas Merdeka
- STAIN Ponorogo
- Institut Sunan Giri (INSURI)
- Institut Studi Islam Darussalam (ISID)
- Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin (IAIRM)
- AKPER PEMKAB PONOROGO
- STKIP Ponorogo
[sunting]Pertanian
Padi, Tembakau,Ubi kayu, Jagung, Kacang kedelai, Kacang tanah dan Tebu. Kabupaten Ponorogo merupakan kota yang letaknya strategis. Kota yang berada di dataran rendah dan sebagian dataran tinggi. Sehingga cocok tanam yang bisa dilakukan seperti diatas.
[sunting]Paguyuban Warga Ponorogo
Warga Ponorogo yang kini tersebar diseluruh dunia mempunyai sebutan PAWARGO. Paguyuban ini terbentuk karena persamaan daerah asal di tanah perantauan. Mungkin kini sudah ada sekitar 200 Paguyuban Warga Ponorogo.
1 komentar:
mantab bos, tapi dari wikipedia ya artikelnya. Pak Bejo
Posting Komentar