Gus Dur

Tidak penting apapun agama atau sukumu, kalau kamu melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya agamamu.

Punokawan

Ojo Dumeh.

Sunan Kalijogo

jika sudah tiba zamannya dimana sungai-sungai hilang kedalamannya (banyak orang yang berilmu yang tidak amalkan ilmunya), pasar hilang gaungnya , wanita-wanita hilang malunya maka cepat-cepatlah kalian keluar 4 bulan dari desa ke desa dari pintu ke pintu JANGANLAH PULANG sebelum mendapat HIDAYAH dari Allah swt.

Gus Mus

Kalau anda dipuji sedangkan anda merasa tidak sepantasnya dipuji, kenapa anda senang? kalau anda dicela, sedangkan anda merasa tidak sepantasnya dicela, kenapa anda marah?.

Hadratus Sayaikh KH. Hasyim Asyari

Sesungguhnya perpecahan, pertikaian, saling menghina dan fanatik madzhab adalah musibah yang nyata dan kerugian besar.

Biografi Sultan Muhammad al-Fatih, Sultan Turki Penakluk Konstantinopel

0 komentar

Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih (bahasa Turki Ottoman: محمد ثانى Meḥmed-i sānī, bahasa Turki: II. Mehmet, juga dikenal sebagai el-Fatih (الفاتح), "sang Penakluk", dalam bahasa Turki Usmani, atau, Fatih Sultan Mehmet dalam bahasa Turki; 30 Maret 14323 Mei 1481) merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain Al-Jalut melawan tentara Mongol).

Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepimpinannya serta taktik & strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan tenteranya. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.

Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.

Diceritakan bahwa tentara Sultan Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan salat wajib sejak baligh & separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan salat tahajjud sejak baligh. Hanya Sulthan Muhammad Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan salat wajib, tahajud & rawatib sejak baligh hingga saat kematiannya. Sebelumnya anatolia sudah disatukan oleh Bayezid I
 
Sultan Mahmed II atau juga dikenal Sultan Muhammad Al- Fatih, beliau adalah Sultan yang memerintah di Dinasty Turky Utsmani. di juluki Al-Fatih (sang penakluk) karena telah menaklukkan Konstantinopel beliau berkuasa sampai pada tahun 1481 M sebelum akhirnya mangkat. Kejayaan baginda Sultan Muhammad dalam kepemimpinannya membuat decak kagum  para musuhnya. Sebelum-sebelumnya Nabi Muhammad SAW sudah meramalkan akan ada seorang Raja Islam yang akan menaklukkan konstantinopel seperti yang disabdakan oleh Nabi SAW:


"Konstantinopel akan ditaklukan oleh tentara Islam. Rajanya (yang menaklukan) adalah sebaik-baik raja dan tentaranya (yang menaklukan) adalah sebaik-baik tentara."

Sultan Muhammad II dilahirkan di Edirin pada 30 Maret 1423 M yang mana pada waktu itu Edirin adalah pusat kota pemerintahan Dinasty Turki Utsmani. beliau adalah putra dari Sultan Murad II beliau hidup di masa setelahnya Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan perang Salib) 1137 -1193 M

Semenjak kecil, beliau telah mencermati usaha ayahnya untuk menaklukkan Konstantinopel. Bahkan beliau telah mengkaji usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam untuk menaklukkan Konstantinopel, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam. Ketika beliau naik tahta pada tahun 1451 M, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi untuk menawan kota bandar (kota/kota pelabuhan) tersebut. Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak pada ketinggian pribadinya. Sejak kecil, dia di didik secara intensif oleh para ulama' terkemuka di zamannya. Di zaman ayahnya, yaitu Sultan Murad II, Sultan Murad II telah menghantar beberapa orang ulama' untuk mengajar anaknya (Sultan Muhammad Al-Fatih), tetapi oleh Sultan Muhammad Al-Fatih menolaknya. Lalu, dia menghantar Asy-Syeikh Al-Kurani dan memberikan kuasa kepadanya untuk memukul Sultan Muhammad Al-Fatih jika beliau membantah perintah gurunya.
 
Waktu bertemu Sultan Muhammad dan menjelaskan tentang hak yang diberikan oleh Sultan Murad II (ayahnya) kepada Syeikh Muhammad bin Isma'il Al-Kurani, Sultan Muhammad tertawa. Dia lalu dipukul oleh Asy-Syeikh Al-Kurani. Peristiwa ini amat berkesan pada diri beliau lantas setelah itu dia terus menghafal Al-Qur'an dalam waktu yang singkat. Di samping itu, Murabbi Syeikh Ak Syamsuddin yang juga merupakan Murabbi dari Sultan Muhammad Al-Fatih. Dia mengajar Sultan Muhammad ilmu-ilmu agama seperti Al-Qur'an, hadits, fiqih, bahasa (Arab, Parsi dan Turki), matematika, falak, sejarah, ilmu peperangan dan sebagainya.

Syeikh Ak Syamsuddin lantas meyakinkan Sultan Muhammad bahwa dia adalah orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di dalam hadits penaklukan Kostantinopel. Ketika naik takhta, Sultan Muhammad segera menemui Syeikh Ak Syamsuddin untuk menyiapkan bala tentaranya untuk penaklukan Konstantinopel. Peperangan itu memakan waktu selama 54 hari. Persiapan pun dilakukan. Sultan berhasil menghimpun kira kira sebanyak 250,000 tentara. Para tentara lantas diberikan latihan dengan cara sungguh-sungguh dan selalu diingatkan akan pesan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam terkait pentingnya Konstantinopel bagi kejayaan Islam

Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar" terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan meruntuhkan langit kota itu. Pada akhir-akhir perang 27 Mei 1453 dua hari sebelum kemenangannya 29 Mei, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Mereka memperbanyak salat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi siang hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, serangan utama dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

Kehilangan Konstantinopel memberi tamparan hebat kepada kerajaan Kristian barat. Seruan Paus untuk melancarkan perang balas sebagai Perang Salib tidak hiraukan oleh raja-raja Eropa. Ini menyebabkan paus sendiri pergi untuk berperang tetapi kematian awal paus melenyapkan harapan serangan balas.

Muhammad al-Fatih mendapat sebuah kota yang agung walaupun dalam keadaan perselisihan kerana perang yang berlanjutan. Konstantinopel membolehkan bangsa Turki mengukuhkan kedudukan mereka di Eropa serta meluaskan wilayah mereka ke Balkan dan Mediterranean.
 
Pada waktu itu beliau (Sultan Muhammad Al- Fatih) menukar nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhan). Kini nama tersebut telah ditukar oleh Mustafa Kamal Ataturk (Pemimpin Revolusi Turky) menjadi Istanbul. karena jasanya masjid Al-Fatih di dirikan di dekat makamnya.
kepribadian beliau sangat mencerminkan seorang pemimpin yang luar biasa dari segi salehnya dan keilmuannya yang tinggi.
Di ceritakan pada suatu hari timbul persoalan, ketika pasukan islam hendak melaksanakan shalat jum’at yang pertama kali di kota itu.“Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak ada yang berani yang menawarkan diri, kemudian Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya untuk bangun berdiri. Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan shalat wajib lima waktu, silakan duduk” tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Lalu Sultan Muhammad Al Fatih kembali bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rawatib? Kalau ada yang pernah meninggalkan shalat sunah sekali saja silakan duduk”. Sebagian lainya segera duduk. Dengan mengedarkan pandangan matanya ke seluruh rakyat dan pasukanya, Muhammad Al Fatih kembali berseru lalu bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat tahajjud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk” Semua yang hadir dengan cepat duduk” Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. dialah, Sultan Muhammad Al Fatih.
Sumber: Wikipedia 

Hilangnya Rasa Saling Menghargai

1 komentar

Subhanallah Maha suci Allah yang telah menciptakan manusia dengan sempurnanya. Dari sekian milyar manusia sejak zaman Nabi Adam sampai sekarang tak ada satupun yang sama baik dari bentuk fisik maupun psikis. Insyaallah

Ketika melihat teman-teman musyawarah dan menyampaikan pendapatnya masing-masing, semuanya memiliki ide-ide yang brilliant, kurasa. Tapi menurut saya mungkin kurang tepat cara menyampaikan pendapat yang terlalu menyerang yang lain dan memaksakan pendapat pribadi. But it's fair, every person is different. Kalau -sekali lagi- saya boleh berpendapat, tidak usah terlalu memaksakan pendapat sendiri lah, karena semua pendapat itu baik. Yang paling penting adalah menghargai pendapat satu dengan yang lain, agar tercipta persatuan dan kesatuan dalam organisasi. Itu jauh lebih penting. Pepatah mengatakan, Ngalah ora mesti kalah (mengalah bukan berarti kalah).

Dalam sejarah mencatat, Kebanyakan pertumpahan darah berasal dari hal-hal sepele yaitu hilangnya rasa saling menghargai, perbedaan pendapat sampai pada perbedaan keyakinan. Bahkan para sahabatpun yang sudah dijamin masuk surga pernah bertikai hanya karena perbedaan pendapat. seperti yang terjadi pada saat jamal antara kelompok sahabat Ali bin Abi Tholib Karomallohu wajhah dengan kelompok Siti Aisyah Radiallahu 'Anhaa, apa lagi kita? Wallahu a'alm Bisshowab.
Banyuwangi, Maret 2014