"saat perjalanan semut terhenti oleh tembok besar, dia tidak akan melihat kecuali sebagai jalan menuju keatas", sebuah kata bijak yang sering kita dengar. Memang itu adalah suatu pelajaran yang sangat baik sekali untuk kita ambil hikmahnya dari makhluk Allah yang satu ini. Semut adalah salah satu hewan yang namanya menjadi salah satu nama surat dalam al-Qur'an yaitu surat an-naml, tentunya bukan karena tanpa alasan, bahkan Allah pun melarang membunuh makhluk-Nya yang satu ini. Dan salah satu keistimewaannya adalah semut tidak pernah menganggap suatu tembok besar sebagai penghalangnya untuk mencari makanan.
Kita tahu setiap orang memiliki masalah, yang diibaratkan sebagai tembok dalam filosofi semut. Saat kita menghadapi tembok tersebut, tentunya banyak fikiran-fikiran negative yang melintas di otak kita. Kita akan berfikir untuk mempertimbangkan apa yang akan kita lakukan. Tetapi sayangnya, kita hanya berfikir mencari jalan lain baik itu menengok kekanan dan kekiri atau bahkan kebelakang yang sebenarnya hanya akan menghadapkan kita ke tembok yang lain, tidak pernah mempertimbangkan naik keatas tembok tersebut, walaupun kita tahu kemenangan sebenarnya berada dibalik tembok tersebut. Pernahkah kita berpikir bahwa suatu masalah sebenarnya adalah tangga untuk naik keatas? Saat kita naik keatas tembok besarpun bukan tanpa tantangan, untuk mencapai puncak saja harus banyak keringat yang bercucuran. Tetapi itulah sebenarnya yang mengasah kemampuan kita untuk berani maju kedepan.
Dan disaat kita telah berada diatas tembok, kita akan berfikir, "Aku sudah berhasil". Satu kesombongan yang merupakan titik dari kehancuran dari perjuangan yang telah kita bangun. Sebenarnya disana masih banyak tantangan yang harus dilewati, banyak badai yang menghadang untuk menghempaskan tubuh kita. Maka kita perlu rendah hati, tak pernah merasa lebih tinggi dari yang lain. Terlalu naif jika perjuangan kita hentikan di titik tersebut. Seperti ilmu padi, semakin berisi semakin menunduk. Semakin kita berjuang, semakin kita mendapat pengalaman, semakin banyak pula hal-hal yang belum kita ketahui.
Dari awalpun kita tahu kalau yang kita cari berada di balik tembok tersebut, bukan di atas tembok tersebut. Kita perlu turun menjemput apa yang kita cari, bukan berleha-leha di atas dan tertawa dengan sombongnya. Setiap saat tantangan dan masalah pasti menerpa, bahkan setelah kita melewati tantangan dan masalah-masalah tersebut. So tetap semangat dan konsisten tetap sabar, berani maju kedepan dan rendah hati.
0 komentar:
Posting Komentar