Dokarkita- Taman Nasional Alas Purwo terletak di ujung timur Pulau Jawa. Taman
nasional ini masuk ke dalam dua kecamatan sekaligus yaitu Kecamatan
Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo. Satu hal yang pasti, taman nasional
tersebut berada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Geliat
ekowisata pun terlihat di Taman Nasional Alas Purwo. Sebuah harapkan,
akan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan konservasi ini,
dapat membantu pemerintah daerah mengelola kawasan yang dilindungi
tersebut.
Untuk mencapai kawasan seluas 43.420 hektar ini, Anda
bisa memilih rute Banyuwangi kota mengarah ke Kecamatan Muncar. Lalu
melewati Kecamatan Pasar Anyar dan sampailah di Kecamatan Tegaldlimo.
Sekitar
sepuluh kilometer dari Kecamatan Tegaldlimo melalui Jalan Makadam, Anda
akan menemukan Pos Rawabendo. Pos ini merupakan gerbang utama Taman
Nasional Alas Purwo.
Petualangan Dimulai
Perjalanan di Alas Purwo |
Menyambut kedatangan atau lebih tepatnya kunjungan teman saya dari Ponorogo, kami mengadakan petualangan di alas purwo. Tepatnya hari kamis sehari sebelum Idul Adha kemarin, kami ber-empat, dengan seragam pramuka lengkap (maklum pecinta pramuka)kami mulai petualangan tersebut. Perjalanan dimulai dari pondok tercinta Pondok Fullday Sunan Ampel Bangorejo Banyuwangi pada pukul 08.30 WIB. dengan penuh rasa penasaran kami meluncur ke Taman Nasional Alas Purwo menggunakan sepeda motor dan memakan waktu dua jam lebih. Sepanjang perjalanan, sebagai seorang yang cinta tanah air kami kibarkan bendera Merah Putih, mungkin bagi orang yang melihat kami, kami disebut sebagai orang yang kurang gaeyan atau sekedar orang yang cari sensasi. Tak apalah orang berkata apa, karena memang tidak ada salahnya juga.
Pintu Masuk TN Alas Purwo |
Setelah sampai pinggiran desa kalipait akhirnya sampai juga kami di pintu masuk TN Alas Purwo. Disini petualangan baru dimulai. Alam alas purwo yang masih sangat asri dan terkenal kemistikannya membawa hawa yang khas. Bisa dikatakan, alas purwo inilah hutan yang paling alami di tanah Jawa. Membuat petualangan kali ini menjadi semakin spesial. di tengah perjalanan di dalam TN Alas Purwo kami sempat mampir ke pura Giri Selaka dan tanya-tanya sedikit mengenai alas purwo.
Perjalanan dengan dikelilingi berbagai jenis Flora, membuat kami tidak merasa bosan ataupun capek. tak berapa lama akhirnya kami sampai di tujuan pertama, pantai Triangulasi. disini kami tidak berlama-lama, hanya mengambil gambar sebentar dan melanjutkan perjalanan selanjutnya menuju pantai plengkung atau lebih di kenal dengan G-Land. kamipun bergegas dan menempuh perjalanan 15 KM untuk sampai di Pos Pancur. karena perjalanan ke plengkung tidak diperbolehkan menggunakan sepeda motor, kami menumpang truk yang secara kebetulan lewat mengangkut pasir ke plengkung.
Triangulasi |
Pantai Triangulasi |
Triangulasi |
Dalam perjalanan tersebut, lebih banyak lagi bermacam-macam flora dan fauna, dari mahoni, jati, bambu sampai pohon jambu pun ada. dari berbagai jenis burung-burung dan monyet bergelantunganpun banyak. Jalanan yang lumayan mengocok isi perut(maklum hutan) yang sama sekali tidak mulus membuat kami lumayan kecapekan. di tambah lagi faktor waktu puasa. sesampainya di plengkungpun kami tidak langsung ke pantai tetapi sholat dluhur dulu dan langsung terlelap. :D
Pantai Plengkung |
Tak terasa kami tertidur selama 2 jam yang memaksa kami untuk tidak berlama-lama di plengkung :(, wktu yang singkat tersebut kami manfaatkan sebaik-baiknya untuk sekedar mengambil gambar. perjalanan
pulangpun harus ditempuh jalan kaki karena tidak adanya kendaraan.
G-Land |
Setelah dirasa cukup, kami kembali ke resort pancur dengan berjalan kaki. perlu diketahui, perjalanan plengkung-pancur berjarak 9 KM. walaupun lumayan capek, tapi dengan berjalan kaki bisa lebih merasakan indahnya hutan alas purwo. ada suatu kenangan tersendiri pada perjalanan pulang kali ini, hawa senja di dalam hutan yang masih sangat alami, sempat membuat nyali kami agak ciut.
Pada malam harinya, kami bertemu dengan seorang petapa asal ponorogo dan mengajak kami untuk bermalam di gua istana. Bau menyan pada gua itu lumayan membuat kami merinding, karena suasana tersebut pada malam hari dan pertama bagi kami. pada pagi harinya kami berpamitan untuk pulang kepondok.
0 komentar:
Posting Komentar